Minggu, 20 Oktober 2013

PENGARUH POLITIK TERHADAP BISNIS PERCETAKAN


Dalam berbisnis sangatlah penting mempertimbangkan risiko politik dan pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan karena perubahan dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara dapat menimbulkan dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian negara tersebut. Risiko politik umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan serta situasi politik dan keamanan di suatu negara.

Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali organisasi charity atau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis.

Adanya poltik sangat berpengaruh atau berdampak pada bisnis percetakan .  didalam politik sangat erat kaitannya dengan kedudukan kekuasaan . banyak orang yang ingin meduduki suatu posisi di pemerintahan seperti anggota dewan DPR , DPRD , ketua atau wakil presiden , walikota , gubernur dan lain sebagainya . pada saat mencalonkan diri untuk menduduki suatu posisi di pemerintahan biasanya calon-calon tersebut melakukan kampanye .

Kampanye yang dilakukan tidak luput dari pengenalan jati diri dan visi misi calon kandidat . pengenalan tersebut biasanya di lakukan dengan menggunakan poster , spanduk dan sebagainya yang dipasang diberbagai penjuru tempat agar mudah diihat orang-orang . spanduk , poster , pamplet dan sebagainya tentu saja dapat menguntungkan perusahaan percetakan , karena calon kandidat memperkenal kan atau mempromosikan diri lewat media percetakan .

Sekarang-sekarang ini partai politik yang banyak tidak seperti dahulu membuka peluang para pengusaha bisnis percetakan mendapat pesanan percetakan untuk promosi parpol atau calon anggota dewan . pada zaman dahulu parpol belum begitu banyak jenisnya seperti sekarang , jadi bisa dibayangkan pendapatan untuk pengusaha percetakan tidak lah sebesar sekarang . dewasa ini hampir semua parpol atau calon anggota dewan mempromosikan diri menggunakan poster , spanduk dan lain sebagainya yangv tujuannya untuk mempermudah masyarakat dalam melihat visi misi dan calon nya dan sebagai bentuk pengenalan kepada masyarakat .

Menurut saya pengaruh politik terhadap bisnis percetakan sangatlah besar , spanduk poster dll digunakan untuk mempromosi kan diri . sementara percetakan menjadi wadah untuk membuat media yang bertujuan mempromosikan para kandidat/calon . bisa dibayangkan apabila pemilihan presiden/wakil atau gubernur serta walikota tidak membutuhkan pemilihan langsung dari masyarakat maka promosi pun tidak akan ada dan bisnis percetakan pun akan sepi . apabila parpol sedikit pun tidak akan menaikan pendapatan dalam bisnis percetakan , tidak seperti sekarang banyak parpol dan otomatis pendapatan perusahaan dalam bisnis percetakan pun meningkat .


Sabtu, 19 Oktober 2013

FENOMENA DEMAM K-POP DAN KEBUDAYAAN KOREA SELATAN DI INDONESIA



Assalamualaikum teman-teman sekalian , pada tulisan kali ini saya ingin membahas tentang fenomena demam kebudayaan negara sebrang kita yaitu korea selatan . saya ingin membahas tentang dampak baik buruk nya pengaruh kebudayaan korea selatan .
Teman teman semua pasti tau bahwa akhir akhir ini gaya korea sedang in di Indonesia . hampir banyak dari remaja di Indonesia menggemari dan mengikuti gaya remaja korea , dari mulai pakaian , tingkah laku , penampilan dan lain lain .
Tidak di pungkiri pesona dan daya tarik korea selatan sangat besar . dimulai dari kota dan negaranya yang modern , bersih namun tetap asri dan kental akan kebudayaan khas korea selatan . dari segi entertaiment juga sangat menarik masyarakat terutama remaja indonesia . wajah wanita dan prianya yang cantik dan tampan , membuat siapa saja suka melihatnya . kebudayaan lokal mereka yang unik yang masih dipertahanan sampai sekarang walaupun kehidpan dikorean sudah modern dari segi tekhnologi , transportasi dan lain sebagainya .
Pengaruh kebudayaan korea di indonesia sangat besar terutama pada saat munculnya fenomena k-pop yang di dominasi oleh boyband dan girlband serta serial drama korea yang hampir mewarnai semua stasiun tv akhir-akhir ini . dampaknya indonesia pun ikut membuat project untuk para artisnya dengan konsep ala-ala korea .
Tidak ada salahnya indonesia menyerap kebudayaan asing seperti korea namun segala sesuatunya harus lah disaring dengan sedemikian rupa agar tetap sesuai dengan norma-norma kebudayaan asli negara kita . mengambil semua yang baik dan membuang yang buruk yag tidak sesuai dengan kebudayaan indonesia . saya termasuk orang yang mengagumi negara korea selatan , kota yang bersih , penduduk yang ramah ,wajah penduduknya yang good looking .
Saya selalu berkhayal “kapan indonesia bisa seperti korea?” mempunyai kota yang bersih , transportasi umum yang nyaman , tempat-tempat umum yang terawat dengan baik dan aman .
Korea dahulu juga pernah mempunyai tempat yang kumuh seperti kita , banyak rumah di pinggiran kali dan tidak terawat tentunya mengganggu keindahan kota . namun pemerintah koreamenyulap tempat tersebut menjadi sungai kota yang sekarang menjadi tempat ditengah kota korea atau tepatnya di seoul yaitu sungai  Cheonggyecheo . sungai ini menjadi tempat rekreasi gratis para warga seoul ditengah kota . andai saja pemerintah kita bisa meniru aksi pemerintah seoul untuk membenahi tempat yang kumuh menjadi sesuatu yang bernilai lebih dan menjadi tempat yang nyaman bagi warganya ini menjadi salah satu dampak baik pengaruh kebudayaan korea di indonesia , menyerap / meniru program pemerintah korea untuk membenahi kota ,tetapi saya pikir sekarang sudah mulai ada perkembangan perbaikan tempat-tempat kumuh di kota jakarta seperti yang dilakukan gubernur D.K.I jakarta bapak jokowi .

Seoul mempunyai artis yang sangat menarik siapa saja yang melihat yang membuat orang terkagum-kagum , seperti saya contohnya . kecantikan dan ketampanan mereka memang tidak dapat di pungkiri namun ada segi negatif dari ini , banyak remaja korea(seoul) bukan hanya actris/actornya saja yang mempercantik diri agar lebih terlihat menarik namun remaja disana pun berlomba-lomba mempercantik diri mereka agar terlihat menarik . yang salah pada hal ini menurut saya pribadi adalah mereka melakukan oprasi plastik untuk mempercanti atau memperindah penampilan mereka . hmmm … sangat disayangkan , tentunya kebiasaan ini tidak bisa kita serap diindonesia karena masih sangat tabu sekali dikalangan masyarakat indonesia , namun di korea hal seperti ini menjadi lumrah dilakukan.
Dari segi hiburan banyak artis-artis indonesia yang meniru gaya artis-artis korea dari mulai pakaian penampilan sampai gaya bicara dan tingkah laku . tidak ada yang salah dengan ini namun alangkah lebih baiknya apabila kita tetap mempertahankan apa yang menjadi ciri khas bangsa kita agar bangsa lain pun bisa melihat indonesia secara asli tanpa melihat ada unsur lain .
Sekian tulisan yang saya buat, pada saat ini saya masih dalam tahap belajar masih awan menulis seperti ini , mudah mudahan tulisan saya bermanfaat untuk para pembaca . walai bagaimanapun kita harus tetap mencintai negara dan kebudayaan kita sendiri sebaik dan sebagus apapun negara lain .

Senin, 07 Oktober 2013

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

BAB 1
                   PENDAHULUAN
Kotler dan Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan. Pemasar bertugas untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting--motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori--secara fundamental turut mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

BAB 2
       PEMBAHASAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXFvSe_DPOZxuMNrXCKH_PW1L7K8s8JS6whP6jzAsHIgbvYIc2cyLhyphenhyphenh8MvXGxQ2TmpoUgheUvovypUgy65zZRFMuYOUpvJPXRhvP3q0dYvk6r7YBPVFk-njovfEpwVtDIXj0rG5dPNlY/s1600/proses.bmp



PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENURUT PARA AHLI
Sheth dalam Ma’ruf (2005:14) menyatakan bahwa proses keputusan konsumen bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan.
Kotler (2005a:223) menunjukkan bahwa di antara tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:
1.      Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
2.      Pencarian informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
-          Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
-          Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
-          Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
-          Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
3.      Evaluasi alternatif. Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.
4.      Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.
5.      Perilaku pasca pembelian. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.

1. MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a.      Model Perilaku Pengambilan keputusan
·                    Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
·                    Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·                    Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·                    Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·                    Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·                    Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b.      Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·                    Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·                    Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
TIPE – TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:

1.Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.

2.Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).

3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

4.Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.

5.Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan

BAB 3
        KESIMPULAN
 simpulkan bahwa dalam mengambil keputusan,seorang konsumen harus melewati 5 tahap yang sudah dijelaskan diatas,hal itu bertujuan untuk mengtahui produk apa yang benar-benar menjadi kebutuhan kita sehingga tidak ada penyesalan saat kita telah membeli produk tersebut. Dan dalam proses pengambilan keputusan juga terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan kita.


SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI

BAB 1
                   PENDAHULUAN
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar
(Hermawan Kertajaya).
Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru (product diversification), tetapi didasarkan atas atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen.
 Sebuah perusahaan yang berorientasi pada produksi biasanya menganggap pasarnya secara keseluruhan sebagai satu unit yang homogen dan single undifferentiated.menurut konsep ini (disebut keseluruhan pasar),manajemen akan mengembangkan satu produk dan satu program pemasaran yang direncanakan untuk konsumen sebanyak mungkin.keseluruhan pasar (market aggregation) member kesempatan pada perusahaan untuk memaksimumkan skala produksi,distribusi fisik,dan promosi yang ekonomis.perusahaan yang memproduksi dan memasarkan satu produk dapat melakukannya selama jangka waktu yang panjang denagn ongkos per-unit yang lebih rendah.ongkos persediaan dapat diminimumkan karena tidak menyediakan berbagai macam warna,corak dan ukuran.usaha penyimpanan dan pengangkutannya lebih efisien.selain itu,biaya periklanan perunitnya juga lebih rendah untuk satu macam produk dari pada beberapa macam yang dipromosikan.
          BAB 2
   PEMBAHASAN

DEFINISI SEGMENTASI PASAR MENURUT BEBERAPA AHLI
a. Swastha & Handoko (1997)
mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
b. Pride & Ferrel (1995)
mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
c. Swastha & Handoko (1987)
yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.


A. SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar merupakan pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.

Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.
Psikografi
Ciri-ciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic dari consumer individual. Strategi segmentasi konsumen kadang-kadang didasarkan pada variabel psikologis yang spesifik.
Konsumen dapat dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang-orang yang memiliki usia, penghasilan, pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui kelas sosial (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality).

Sosiocultural
Variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) merupakan variabel sosiokultural, meyediakan dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar. Untuk segmen pasar yang sukses dibagi lagi dalam segmen sesuai dengan tahap pada :
a. Daur hidup keluarga
b. Kelas sosial
c. Budaya dan sub budaya dan
d. Lintas budaya atau segmentasi pemasaran global

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPILAN
Definisi segmentasi pasar yang paling sering diucapkan para ahli adalah: “Suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen.”
Karena pasar sifatnya sangat heterogen, maka akan sulit bagi produsen untuk melayaninya. Oleh karenanya pemasar harus memilih segmen-segmen tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar lainnya.
Segmentasi pasar merupakan pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.