Minggu, 19 Oktober 2014

Review jurnal 1

VALUE ADDED, Vol. 7 , No.2, Maret 2011 – Agustus 2011 http://jurnal.unimus.ac.

MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB
Setia Budhi Wilardjo
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

Penelitian dalam jurnal ini ditulis oleh Setia Budhi Wilardjo pada agustus 2011. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks social menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan kata lain, perilaku etis merupakan perilaku yang mencerminkan keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar da baik. Perilaku tidak etis adalah perilaku yang menurut keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk. Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, 2007).
Etika manajerial merupakan standar perilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Walaupun etika Anda dapat mempengaruhi kerja Anda dalam sejumlah hal, tidak ada ruginya menggolongkan dalam tiga kategori yang luas.  Ada tiga langkah yang disederhanakan untuk menerapkan penilaian etis terhadap situasi yang dapat timbul selama kita melakukan aktivitas bisnis yaitu :
1. Mengumpulkan informasi faktual yang relevan
2. Menganalisis fakta-fakta untuk menentukan nilai moral yang paling tepat
3. Melakukan penilaian etis berdasarkan kebenaran atau kesalahan terhadap aktivitas
Organisasi berusaha mendorong perilaku etis dan melarang perilaku tidak etis dengan berbagai cara. Karena manajer dan karyawannya semakin sering melakukan aktivitas yang tidak etis dan bahkan ilegal di berbagai perusahaan, maka banyak perusahaan yang mengambil langkah tambahan untuk mendorong perilaku etis di lingkungan kerja. Banyak di antaranya, misalnya menerapkan aturan main dalam menjalankan dan mengembangkan posisi etis yang jelas mengenai cara perusahaan dan karyawan menjalankan bisnisnya atau kebijakan yang akan kita nilai tersebut.
Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis
yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi. Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja. Etika juga tampil dalam hubungan antara perusahaan dan karyawannnya dengan apa yang disebut agen kepentingan primer – terutama pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, penyalur, dan serikat buruh. Tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep yang berhubungan, namun merujuk pada seluruh cara bisnis berupaya menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan pribadi dalam lingkungan sosialnya.
Dalam penerapan etika dan tanggung jawab sosial tentu juga berkaitan dengan kebiasaan hidup kita sehari-hari. Membuang limbah sembarangan ke laut, berbuat curang dan berbohong merupakan perilaku yang tidak baik untuk ditiru dan akan berhadapan dengan kebiasaan dan hukum yang berlaku di suatu negara khususnya di Amerika Serikat dalam artikel ini.
Walaupun sudah ada undang-undang tentang etka bisnis dan lingkungan hidup masih banyak pelaku usaha yang berbuat curang dan tidak mengindahkan keadaan alam sekitar. Banyak dari mereka yang tidak memperdulikan dampak yang akan lingkungan terima dari ketidak pedulian pengusaha terhadap lingkungan. Dalam kasus pembuangan limbah di laut perlu memperhatikan masalah lingkungan secara keseluruhan karena bisa merusak ekosistem di laut dan membunuh binatang laut. Hal ini tentu saja sangat merugikan pihak pengusaha itu sendiri dan lingkungan yang mereka cemari (laut) .  Sedangkan dalam kasus akuntabilitas bisnis ImClone yang melibatkan Martha Stewart dan Samuel Waksal, ketidak jujuran dan kecurangan mereka dalam berbisnis berakibat keduanya masuk penjara federal dalam waktu yang cukup lama.


Review : jurnal VALUE ADDED, Vol. 7 , No.2, Maret 2011 – Agustus 2011 (MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB)

Review jurnal 2

Volume VI, No. 2, Desember 2012

ETIKA DAN DAYA TARIK IKLAN PROVIDER SELULER AXIS
Oleh: Widyarini1

Penelitian ini ditulis oleh Widyarini pada tahun 2012 dengan objek mahasiswa Program Studi Keuangan Islam, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga dengan variabel dependent (Y) adalah penilaianResponden terhadap Daya Tarik Iklan Axis versi “Cowok Hemat” dan versi “Pisang Goreng” .
Ketatnya persaingan antar produk “mengharuskan” pengusaha untuk melakukan “perang iklan” dalam media yang sama dan bila memungkinkan ditambah media lain. Banyak cara untuk mengkomunikasikan produk kepada sasaran pasarnya, namun iklan merupakan cara yang paling efektif, karena bisa memberikan informasi secara massal dengan menggunakan media massa . Iklan dapat dikemas dalam bentuk gambar, tulisan, simbul, bahkan berupa cerita pendek ditayangkan di media televisi, sehingga bisa menjadi hiburan bagi pemirsanya.
Iklan yang dibawakan oleh bintang iklan sering kali membuat masyarat mengikuti gaya dan percakapan yangdilakukan oleh bintang iklan tersebut karena dianggap menarik , namun terkadang apa yang iklan tersebut sajikan apabila kita tidak sebagai konsumen tidak pandai mencermati baik-baik cenderung mengandung pelanggaran etika yang kemudian diikuti oleh konsumen yang menikmati iklan tersebut tanpa merasa bersalah. Banyak iklan-iklan yang kurang mengindahkan etika baik moral maupun bisnis, dengan “menyindir” produsen lain. Pada iklan axis ini peneliti ingin mengetahui dua versi yang diluncurkan axis  sebagai media promosi perusahaan. Iklan tersebut adalah versi “cowok hemat” dan “pisang goreng”.
Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah :
1.      versi “cowok hemat” diketahui :
a.      Iklan Axis versi Cowok Hemat bisa menjadi hiburan, namun kurang etis (moral)
dan tidak mendidik, karena sangat tipis perbedaan kikir dengan hemat.
b.      Menggunakan cara “mencuri  untuk melakukan penghematan. Iklan ini melanggar etika, bahkan dapat dikatakan melanggar hukum dan norma agama Islam, karena memberi contoh mencuri.
c.       Sang pacar diminta mendorong mobil sendirian, untuk kondisi saat ini posisi laki-laki dengan perempuan memang setara. Namun akan lebih baik apabila minta tolong orang lain (laki-laki) untuk mendorong mobil tersebut karena dalam etika alangkah baiknya apabila menghargai wanita.
d.      Dalam iklan promo ditulis dengan font berukuran kecil sehingga kemungkinan konsumen tidak dapat melihat promo tersebut, hal ini termasuk bentuk kecurangan karena mungkin saja konsumen tidak melihat.
e.      Didalam iklan tidak boleh menyebutkan kata “gratis” apabila masih ada sejumlah biaya yang mungkin dikeluarkan oleh konsumen.
2.      Versi “pisang goreng” diketahui :
a.      Memunculkan simbul pesaing di dalam iklan yang “mirip” dengan symbol pesaingnya. Dapat disimpulkan melanggar Bahasa dan Merendahkan (merendahkan pesaing).
b.      Mempertontonkan anak di bawah umur sudah harus bekerja untuk mencari uang (melanggar hak kebebasan anak atau mempekerjakan anak di bawah umur).
c.        Penawaran harga secara tidak rasional, karena penawaran harga dibawah harga normal (melanggar etika).
d.      Tidak menampilkan peran seorang ibu yang bijak





Review : jurnal ekonomi islam Volume VI, No. 2, Desember 2012 (ETIKA DAN DAYA TARIK IKLAN PROVIDER SELULER AXIS)


Review jurnal 3

Jurnal Keuangan dan Bisnis
vol. 5, No. 2, Juli 2013

ETIKA BISNIS PADA INDUSTRI KELAPA SAWIT MELALUI IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Alda Kartika
(alda_kartika@yahoo.com)
Staf Bagian Pemasaran PTPN II

            Penelitian ini ditulis oleh Alda Kartika dilakukan pada juli 2013, objek yang diteliti adalah perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan variabel dependen (Y) adalah etika bisnis.
Industri kelapa sawit di Indonesia memiliki potensi yang besar terhadap perkembangan ekonomi dan social. Perkembangan kelapa sawit di indnesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat sejak tahun 1970-an. Namun industri kelapa sawit memiliki banyak masalah dan kendala. Isu-isu lingkungan yang menganggap bahwa industry ini erat katannya dengan penggundulan, emisi karbon , dan hilangnya keragaman hayati hutan sehingga membuat lingkungan menjadi buruk keadaannya. Hal tersebut tentu bertentangan dengan etika berbisnis yang ada karena tidak mementingkan lingkungan dan seolah olah pihak perusahaan tidak mau bertanggung jawab atas penebangan pohon.
Sebenarnya, hutan di Indonesia di lindungi oleh pemerintah, namun pemerintah mengizinkan penebangan hutan untuk perkebunan. Namun tidak dapat di pungkiri ada saja perilaku pengusaha-pengusaha nakal yang tidak mengindahkan etika dapam berbisnis dengan tidak mengindahkan dampak yang akan muncul dari tindakan tidak etisnya tersebut. Di provinsi Riau telah terjadi perilaku yang tidak sesuai dengan etika dalam berbisnis, menebang hutan tanpa ditanami kembali (reboisasi). Provinsi Riau kehilangan sektar 65% lahan hutanya yang digantikan dengan penanaman pohon kelapa sawit dan akasia hal tersebut menjadi isu berkelanjutan bagi kelangsungan industry kelapa sawit di Indonesia.
Dalam meakukan usaha tentu persaingan yang ketat menjadi kerikil-kerikil tajam namun perusahaan dituntut untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan untuk menjalankan perusahaannya oleh karena itu perusahaan diwajibkan untuk data melestarikan lingkungan sesuai yang tertera ada undang-undang N0.23 pasal 5 tahun 1997 tentang pelestarian lingkungan hidup. Dengan adanya uu tersebut diharapkan perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan penuh tanggung jawab, pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk mendapatkan keuntungan tetapi diharapkan dapat menjalankan CSR (corporate social responsibility) dengan menerapkan CSR, perusahaan dapat mempertimbangkan dampak negative bagi masyarakat dan lingkungan  dari usaha yang mereka jalankan.
Kejadian di provinsi Riau merupakan salah satu perilaku pengusaha yang tidak mengindahkan etika dalam berbisnis. Namun, masih banyak perusahaan lain yang bergelut di bidang industry kelapa sawit yang menjalankan usahanya dengan melakukan CSR dan berpenggang teguh pada UU sehingga kelangsungan keasrian lingkungan masih terjaga dengan demikian sudah jelas industry kelapa sawit sudah menjalankan prinsip-prinsip etika bisnis dalam perusahaannya.


Review : jurnal keungan dan bisnis , vol. 5, No. 2, Juli 2013 (ETIKA BISNIS PADA INDUSTRI KELAPA SAWIT MELALUI IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


Senin, 09 Juni 2014

sejarah kretek jawa


Sejarah Kretek Jawa



Judul: Kretek Jawa, Gaya Hidup Lintas Budaya
Penulis: Rudy Badil
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Halaman: xxvii + 171 halaman
Terbit: Agustus 2011
Harga: Rp. 175.000 (soft cover)

Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang asal usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.
Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya hilang. Ia mewartakan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun menyebar cepat. Permintaan "rokok obat" ini pun mengalir. Djamari melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi "keretek", maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan "rokok kretek". Awalnya, kretek ini dibungkus klobot atau daun jagung kering. Dijual per ikat dimana setiap ikat terdiri dari 10, tanpa selubung kemasan sama sekali. Rokok kretek pun kian dikenal. Konon Djamari meninggal pada 1890. Identitas dan asal-usulnya hingga kini masih samar. Hanya temuannya itu yang terus berkembang.ada pula yang mengatakan Lalu dari mana asal-usul kata kretek? Kretek diperkirakan muncul berdasarkan onomatope atau sebutan yang dimunculkan berdasarkan bunyi. Hal ini disebabkan rokok tembakau yang ditambah cengkeh akan menimbulkan bunyi kretek-kretek.
Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia.
Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.
Nitisemito seorang buta huruf, putra Ibu Markanah di desa Janggalan dengan nama kecil Rusdi. Ayahnya, Haji Sulaiman adalah kepala desa Janggalan. Pada usia 17 tahun, ia mengubah namanya menjadi Nitisemito. Pada usia tersebut, ia merantau ke MalangJawa Timur untuk bekerja sebagai buruh jahit pakaian. Usaha ini berkembang sehingga ia mampu menjadi pengusaha konfeksi. Namun beberapa tahun kemudian usaha ini kandas karena terlilit hutang. Nitisemito pulang kampung dan memulai usahanya membuat minyak kelapa, berdagang kerbau namun gagal. Ia kemudian bekerja menjadi kusir dokar sambil berdagang tembakau. Saat itulah dia berkenalan dengan Mbok Nasilah, pedagang rokok klobot di Kudus.
Mbok Nasilah, yang juga dianggap sebagai penemu pertama rokok kretek, menemukan rokok kretek untuk menggantikan kebiasaan nginang pada sekitar tahun 1870. Di warungnya, yang kini menjadi toko kain Fahrida di Jalan Sunan Kudus, Mbok nasilah menyuguhkan rokok temuannya untuk para kusir yang sering mengunjungi warungnya. Kebiasaan nginang yang sering dilakukan para kusir mengakibatkan kotornya warung Mbok Nasilah, sehingga dengan menyuguhkan rokok, ia berusaha agar warungnya tidak kotor. Pada awalnya ia mencoba meracik rokok. Salah satunya dengan menambahkan cengkeh ke tembakau. Campuran ini kemudian dibungkus dengan klobot atau daun jagung kering dan diikat dengan benang. Rokok ini disukai oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemarnya adalah Nitisemito yang saat itu menjadi kusir.
Nitisemito lantas menikahi Nasilah dan mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi mata dagangan utama. Usaha ini maju pesat. Nitisemito memberi label rokoknya "Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo" (Rokok Cap Kodok makan Ular). Nama ini tidak membawa hoki malah menjadi bahan tertawaan. Nitisemito lalu mengganti dengan Tjap Bulatan Tiga. Lantaran gambar bulatan dalam kemasan mirip bola, merek ini kerap disebut Bal Tiga. Julukan ini akhirnya menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap Bal Tiga H.M. Nitisemito).
Bal Tiga resmi berdiri pada 1914 di Desa Jati, Kudus. Setelah 10 tahun beroperasi, Nitisemito mampu membangun pabrik besar diatas lahan 6 hektare di Desa jati. Ketika itu, di Kudus telah berdiri 12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan menengah, dan tujuh pabrik rokok kecil (gurem). Di antara pabrik besar itu adalah milik M. Atmowidjojo (merekGoenoeng Kedoe), H.M Muslich (merek Delima), H. Ali Asikin (merek Djangkar), Tjoa Khang Hay (merek Trio), dan M. Sirin (merek Garbis & Manggis).
Sejarah mencatat Nitisemito mampu mengomandani 10.000 pekerja dan memproduksi 10 juta batang rokok per hari 1938. Kemudian untuk mengembangkan usahanya, ia menyewa tenaga pembukuan asal Belanda. Pasaran produknya cukup luas, mencakup kota-kota di JawaSumateraSulawesiKalimantan bahkan ke Negeri Belanda sendiri. Ia kreatif memasarkan produknya, misalnya dengan menyewa pesawat terbang Fokker seharga 200 gulden saat itu untuk mempromosikan rokoknya ke Bandung dan Jakarta
Kretek bukan sekadar komoditi. Dalam perjalanan sejarahnya ia juga membentuk sebuah kultur. Tidak hanya memasyarakatnya kebiasaan mengisap kretek, namun juga dampak industrialisasi kretek itu sendiri. Kebiasaan mengisap rokok sebenarnya sudah lama dikenal oleh masyarakat, khususnya Jawa. Sejumlah sumber susastra lama menyiratkan hal itu, meskipun tidak ada kejelasan apakah apa yang mereka isap saat itu merupakan rokok tembakau seperti yang kita kenal sekarang.
Menurut hasil rieset Zoetmulder yang dikutip dalam buku ini, dalam kitab-kitab lama ada kata dasar udud yang diartikan sebagai rokok. Jika benar kata udud memiliki arti rokok seperti yang dikenal dalam bahasa Jawa saat ini, maka itu berarti kebiasaan merokok sudah dikenal lama dalam masyarakat Jawa. Ada beberapa hal menarik yang disampaikan dalam buku ini. Salah satunya adalah mengenai buruh pabrik kretek. Sebuah pabrik kretek besar di Kudus, Jawa Tengah, misalnya, menjadi gantungan hidup bagi 75.000 buruh, baik dari Kudus ataupun kota-kota di sekitarnya.
Para buruh ini terutama bekerja untuk memproduksi kretek lintingan. Kretek lintingan tidak diproduksi dengan mesin, melainkan mengandalkan kelincahan, kecepatan dan keterampilan jemari para buruh. Dari data yang ada, kehadiran para buruh kretek ini berhasil menggerakkan roda ekonomi lainnya. Sebut saja pemilik mobil angkutan umum, perahu penyeberangan, hingga para pedagang, rentenir, penitipan sepeda, yang hadir saat pasar dadakan muncul di sekitar brak (barak) penampungan para buruh.
Dapat diduga, akan ada banyak sendi ekonomi rakyat yang lumpuh jika industri rokok mengalami kebangkrutan. Apalagi kini kampanye anti rokok kian gencar. Tampaknya otoritas terkait harus memberikan solusi jika memang industri rokok harus dibatasi. Hal menarik lain yang diungkap dalam buku ini adalah mengenai label produk kretek yang beredar di pasaran. Dalam buku ini terungkap, pemberian label tidak sekadar perkara visual, namun juga bentuk simbolik dari ruang lingkup kebudayaan di jamannya, yang disebut juga sebagai “simbol ekspresif”.
Lalu bagaimana dengan merek? Merek pun memiliki cerita lain. Buku ini mengungkapkan merek atau brand kretek selalu berkaitan dengan filosofi, keyakinan, dan inspirasi. Merek seakan memiliki kebermaknaan, baik bagi produsen kretek maupun konsumennya. Memilih merek pun sering dilakukan dengan berbagai cara, misalnya mengaitkannya dengan harapan-harapan, falsafah yang diyakini akan membawa dampak positif. Etnis Tionghoa misalnya mengombinasikan benda ataupun angka agar produknya lebih mudah diterima masyarakat.
Buku ini secara umum berisi sejarah industri kretek, terutama sebelum masa kemerdekaan. Dari paparan sejarah tersebut pembaca dapat melihat pasang surut indutri kretek di Jawa. Dari sini dapat dinilai pengelolaan komoditi secara benar dapat memberikan banyak manfaat bagi pendapatan Negara.


AKU ( chairil anwar )

Aku
Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943

Sabtu, 19 April 2014

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO ( SBY )


Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.
Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).
Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.


Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.
Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.
Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).
Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6.

Berikut ini data lengkap tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono :

Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Jabatan : Presiden Republik Indonesia ke-6
Istri : Kristiani Herawati, putri ketiga (Alm) Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono
Ayah : Letnan Satu (Peltu) R. Soekotji
Ibu : Sitti Habibah

Pendidikan :
* Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
* American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
* Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
* Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
* On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983   
* Jungle Warfare School, Panama, 1983
* Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
* Kursus Komando Batalyon, 1985
* Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
* Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
* Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

Karier :

* Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
* Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
* Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
* Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
* Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
* Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
* Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
* Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
* Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
* Dosen Seskoad (1989-1992)
* Korspri Pangab (1993)
* Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
* Asops Kodam Jaya (1994-1995)
* Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
* Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
* Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
* Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
* Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
* Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
* Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
* Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)
* Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
Penugasan : Operasi Timor Timur 1979-1980 dan 1986-1988

Penghargaan :
* Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
* Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973
* Satya Lencana Seroja, 1976
* Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
* Satya Lencana Dwija Sista, 1985
* Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
* Dosen Terbaik Seskoad, 1989
* Satya Lencana Santi Dharma, 1996
* Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
* Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
* Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
* Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
* Wing Penerbang TNI-AU, 1998
* Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
* Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
* Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
* Bintang Dharma, 1999
* Bintang Maha Putera Utama, 1999
* Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
* Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
* Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
* Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006
Alamat : Jl. Alternatif Cibubur Puri Cikeas Indah No. 2 Desa Nagrag Kec. Gunung Putri Bogor 16967
REFERENSI :

Minggu, 30 Maret 2014

Dampak Polusi Udara bagi penduduk Jakarta

Kondisi Polusi di Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Berdasarkan data yang didapatkan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yag di lakukan pada tanggal 16 Oktober 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Data Konsentrasi Rata-Rata Harian Kualitas Udara

Stasiun/Station
PM10
SO2
CO
O3
NO2
ug/m3
ug/m3
mg/m3
ug/m3
ug/m3
Baku Mutu
150
260
9
200
92.5
DKI1: Bunderan HI
86,35
13,73
1,92
117,13
40,75
DKI2: Kelapa Gading
85,13
55,98
1,15
154,39
33,06
DKI3: Jagakarsa
26,64
12,97
1,71
188,09
19,94
DKI4: Lubang Buaya
84,80
4,97
0,95
149,34
20,79
DKI5: Kebun Jeruk ,
72,01
13,21
0,51
142,05
31,79
Maksimum
86,35
55,98
1,92
188,09
40,75
Di Stasiun
DKI1
DKI2
DKI1
DKI1
DKI1

Hal ini semakin meningkat setiap tahunnya dan besar kemungkinan jika hal ini tidak diperbaiki Jakarta akan tidak layak huni lagi. Semua komponen memiliki peran dalam menanggulangi polusi udara ini. Sumber polusi seperti kendaraan bermotor dan hasil produksi industri merupakan penyumbang polusi terbesar di Jakarta.
Jangka pendek dampak polusi tersebut diantaranya adalah sesak nafas, vertigo, gangguan pernafasan dan kelelahan, dan akan menjadi kanker, infeksi saluran pernafasan dan juga kematian jika terus dibiarkan dalam jangka waktu yang lama. Gas-gas buangan yang dihasilkan tersebut akan memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan masyarakat di Jakarta
Banyak sekali pembangunan pusat perbelanjaan , pasar modern , dan tempat rekreasi yang memakan habis lahan resapan air di Jakarta. Hampir tidak ada lahan hijau yang tersisa di Jakarta. Hanya ada jalanan – jalanan ber aspal menghiasi sepanjang penjuru kota Jakarta. Hal tersebut merupakan penyebab banyaknya polusi – polusi mematikan di Jakarta karena minimnya lahan hijau yang digantikan oleh pembangunan gedung-gedung .
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi udara, diantaranya:
• Gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan untuk kendaraan kita
• Kurangi menggunakan kendaraan
• Kalau untuk perjalanan yang relatif dekat, gunakanlah sepeda

• Lakukanlah gerakan penanaman pohon untuk memperbanya


http://elkail.org/wp-content/uploads/2011/07/3_29pollution1.jpg

k produksi oksigen